welcome to my blog, have fun

Selasa, 10 November 2015

Kay.

Bro, i decide to delete all those trash post. and just leave the storyhere.

Kamis, 09 Juli 2015

JUDUL : MIST

GENRE :MYSTERY

16+

SINOPSIS : ian yang tidak terlalu akrab dengan orangtuanya dan kemudian memiliki masalah keluarga memutuskan untuk menjadi batman. xaxaxaxaxa D:







aku ingin sendiri

Dasar anak memalukan ! agama kamu dapat C ? malu-maluin aja.
liat ini anak yah, main aja kerjanya sampe malam. badan kurus, pucat. gimana kamu kuliah nanti ? udah kelas tiga masih gini ? kamu engga usah kuliah. ngabisin duit aja.
engga usah kuliah kamu.

keesokan harinya.

*bel pulang berbunyi

ian, kamu pulang belum ? tanya teman temanku yang heran kenapa ak masih duduk dikelas
kemudian aku menjawab dengan tatapan dingin. belum, ada yang mau aku beli dulu nanti. lagi nunggu orang.

yaudah kalo gitu, kami pulang duluan. balas temanku dan mereka langsung pergi.

sekolah sudah mulai sepi dan aku berada disudut kelas agar tidak menimbulkan pertanyaan kenama aku belum pulang.

alasannya karena aku tidak suka berada dirumah, hanya menimbulkan depresi. aku hanya diam disekolah memainkan hpku dan membaca buku.

aku sangat tidak ingin pulang. kalo bisa aku ingin pergi jauh dari rumah itu. cih, mereka pikir mereka siapa ? memalukan ? orang tua sialan sombong sekali dia denga jabatan rendah itu. andaikan keluarga ini hanya keluarga miskin yang tidak memiliki jabatan yang membuat mereka sombong pasti aku akan lebih bahagia. heh, kuliah ? mereka pikir aku mau kukiah masuk ke fakultas kedotkeran, kalo tidak mau menghabiskan uang, tidak usah memaksa ku kesana. sialan ! gumamku didalam kesunyian.

ketika aku sedang bergumam aku mendengar sesuatu di kelas sebelah. agak ganjil suaranya. tapi aku menjoba untuk tidak menghiraukannya. tapi suara ini begitu ganjil dang menganggu kedamaian ku.

aku berjalan pelan keluar kelas dan mengintip lewat jendela. sungguh mengejutkan dengan apa yang kulilhat saat itu.

aku hrasu melakukan sesuatu. gumamku. telah terjadi pemerkosaan disekolah bodoh ini. aku tidak dapat melihat jelas siapa wanitanya. tapi aku harus segera bertindak.

dengan ragu aku melangkah pelan menuruni tangga dan mencari siapa saja guru atau penjaga sekolah yang masih disana. aku melihat stau guru yang sepertingya menyiapkan diri untuk pulang. aku menghampirinya.

buk, tolong saya sebentar. kataku dengan wajah kebingungan. ada apa ian ? lagian kenapa kamu belum pulang jam segini ? bu dengerin saya, ada pelecehan di kelas atas bu dan ibu harus melihatnya. dengan nafas berat aku bicara.

ngomong apa kamu ini ? beneran ? guru itu terlihat terkejut. iya bu, dan juga sebaiknya kita ajak satpam karena mereka lumayan banyak buat kita. aku memberikan saran untuk keselamatan kami.

iya panggil sana, kata guru itu tidak banyak bicara. saya langsung berlari mencari satpam tanpa banyak basa basi aku hanya bilang ke satpam kalo dia sedang dipanggil guru dan itu adalah hal penting. satpampun langsung mengikutiku dari belakang,. sambil berjalan cepat aku menyuruhnya untuk lebih cepat lagi.

ketika sampai disana saya bilang ke dia kalo telah terjadi hal tidak senonoh disekolah ini dan harus segera pergi memeriksa karena ktia harus cepat.

sampai dikelas terlihat mereka terkejut dengan kedatangan kami, ada 5 pria yang sedang melakukan pelecehan terhadap satu wanita. setelah aku mengenali semua wajah 5 orang tadi aku beralih ke perempuan yang sedang menutup wajahnya dengan kedua tangan. berteriaklah sang satpam. SEDANG APA KALIAN ? KALIAN PIKIR KALIAN DIMANA ?!

sang satpam pun langsung menghampiri mereka, mereka yg tidak berbusana langsung sibuk mencari pakaian mereka. sedangkan satpam tadi menendang mereka yang mencoba kabur namun tendangan satpam sangat kuat yang membuat mereka terjatuh. aku dan bu guru langsung menghampiri wanita tadi. bu ayo cepat. kataku

terus ibu guru menutupi tubuh siswi itu dengan pakaian siswi dan langsung membawanya ke kantor yang tidak jauh dari tangga. saya melihat sekilas wajah wanita itu dengan rasa sakit sekali didada ini seperti di pukul oleh hal yang tidak terlihat, aku mencoba untuk tidak mempercayainya tapi mata ini tidak berbohing.

aku langsung menoleh kebelakang dan melihat ada seorang siswa yang mencoba kabur, aku langsung mengejarnya dan memeluknya dari belakang hingga dia terjatuh dan langsung memulukinya. tak pernah aku mengeluarkan amarah sepertu itu sebelumnya. jika dipikir lagi dengan keadaan keluarga yang tak mereka sadari melatihku untuk jadi pembunuh.

dengan cepat aku mematakan sapu dan menggunakannya untuk memukili si pelaku yang sangat membuat ku marah.
satpam yang sepertinya sudah selesai berurursan dengan yang lain pergi kearah ku dan memisahkan ku.

aku sempat kehilangan kesadaran, dan berdiri dengan keadaan bingung. aku ingat ternyata wanita yang kulihat tadi adalah wanita yang aku suka sejak lama, dia wanita polos dan anggun dia anak pendiam dan tidak ada kemungkinan dia bisa melawan siswa yang berjumlah 5 orang itu.

 semuanya sudah berada di kantor. guru sudah memanggil kepala sekolah agar datang kesekolah. dan semua orang tua murid sudah dipanggil sama halnya denga si siswi tadi orang tuanya sedang dipanggil dan ada diperjalanan.

pertemuan. bukan ini takdir
aku menemaninya ketika bu guru tadi sedang sibuk. aku tidak bisa berkata apa-apa , dia tidak terlihat menangis dia hanya diam dengan tatapan kosong. udah, engga apa apa, kamu sekarang udah aman. bisik ku ke dia. tapi tidak terlihat ada respon dari dia. orang tua si perempuan tadi akhirnya tiba, sepertinya ada pekerjaan yang membuat dia telat.

ketika orang tunaya ada saya masih duduk disebelah wanita tadi. dengan tatapan heran sang ayah melihatku. bu guru selesai menjelaskan hal yang baru saja terjadi.ternyata siswi tadi sedang mengerjakan tugas yang tertinggal kemarin disekolah dan membuatnya harus segera menyelesaikannya tetapi terjadi hal yang tidak diharapkan.dan juga mereka menanyai keberadaan ku dan aku hanya mengatakan aku sedang ada masalah dirumah yang membuat ku untuk pulang agak lama. mereka terlihat itu bukan masalah besar bagi mereka karena ada masalah yang lebih besar lagi.  akhirnya kepala sekolah memutuskan untuk memindahkan semua pria tadi kesekolah lain. dan tentu disertai ceramah dan amarah oleh orang tua mereka.

sang ayah melihat putrinya yang terlihat traumatik. kita pindah sekolah saja ya. putrinya terlihat diam dan terlihat dimatanya kalo dia agak tidak setuju.

ketka permasalahan sudah selesai aku mengambil napas panjang, karena aku akan sangat membutuhkan keberanian.

aku menghampiri ayah fiona, pak, bisa saya bicara dengan bapak sebentar ? tanyaku dengan tatapan serius.
tentu dia mengiyakan permintaanku karena jika dipikir aku telah menyelamatkan putrinya.
aku mengajaknya untuk duduk sebentar. aku mencurahkan isi pikiran ku ke bapak fiona. pak fiona tidak usah dipindahkan karena dengan keadaan dia yang traumatik ini dia akan susah untuk melupakan kejadian hari ini dan mencari teman baru disekolah baru bukan hal yang mudah untuk dilakukan dengan keadaan disa saat ini. dan saya juga mengatakan saya akan menjaga anaknya. lagian sekolah akan merahasiakan kejadian tadi dengan rapat.

dia terlihat setuju dengan permintaanku. dengan waktu beberapa menit dia memikirkannya akhirnya dia memanggil putrinya dan menjelaskan yang telah kukatakan tadi. dengan tatapan penuh harapan fiona melihat kearahku. akupun pergi menghampirinya. engga apa-apa yang sudah biarkan berlalu aku akan ada untuk bantu kamu kalo ada masalah.

akhirnya dia menganggukkan permintaan ku. dan ayahnya terlihat sangat setuju dengan pendapat ku tadi.

berbulan bulan sudah terlewati dan aku juga sudah mulai akrab dengan dia. tapi itu tidak mudah karena dia yang pendiam dan dia yang tidak sekelas denganku. tapi aku tidak memaksakan dia dan dengan perlahan mendekatinya. lagian semua orang sudah tahu kalo aku sudah lama menyukainya jadi dimata murid lain itu hal biasa jika aku mencoba mendekatinya.

kadang aku menemaninya pulang kerumahnya dan mampir main kesana dan orang tuanya sudah ku anggap orangtuaku sendiri. lagian aku tidak suka dengan keluargaku.

oh, sepertinya sudah mulai

suatu hari aku sudah  kehilangan kesabaran dengan keluargaku ini. aku sudah sangat lama ingin melakukan ini tapi aku memiliki rasa takut, ragu, dan kekewhatiran. tapi rasa itu sudah hilang. mereka sudah membunuh perasaan itu. hatiku sudah keras karena mereka.

pertama aku harus membunuh kepala keluarga karena dia inti dari permasalahan ini.

aku memeplajari dimana letak rem dan dimana bagian mobil yang mudah meledak. aku mulai merakit peledak yang sebenarnya hanya gabunan dari petasan nda juga aku mempelajari bagaimana cara agar benda tersebut dapat terbakar.

aku menempelkannya di bagian yang sudah direncanakan. di kabel rem dan bagian saluran gas yang sudah aku bocorkan sedikit.

aku juga menyiapkan remot jarak jauh untuk meledakkan peledak tadi. tidak gampang untuk membuatnyal membutuhkan waktu hampir dua bulan untuk mempelajarinya dan memastikan kalo semuanya sempurna. tidak lupa aku menggunakan sarum tangan agar tidak menempelkan sidik jariku.

aku menempelkannya dihari pertama. kemudian membiarkannya disana selama tiga hari. agar tidak menimbuklan kecurigaan karena tentu ada kriminal dimana-mana saat mobil itu dibawa, lagian dengan jabatannya aku sperti berada di hutan yang banyak pohon rimbun yang membuat aku tidak terlihat. tentu banyak orang yang membencinya.

suatu pagi dia pergi ke tempat dia bekerja. aku menunggu sekitar 5 menit lalu menyusulnya dengan alasan aku ingin kerumah teman.

karena dia membawa mobil dengan pelan. aku berhasil menyusulnya. ketika sudah tiba di tebing dengan kecepatan penuh aku menyalip dan menekan tombol remot.

tanpa basa basi aku tidak melihat kebelakang aku langsung pergi. ketika aku diperjalanan pulang aku masih melihat mobil yang masih tergeletak disana terlihat mobil tadi terbakar.

ayahku ternyata masih hidup tapi dia sekarat diriumah sakit. tidak kehabisan ide keesokan harinya aku meminta kenalanku untuk mencarikan racun yang dapat membunuh manusia. tidak lama memakan waktu. aku sudah mendapatkan apa yang kuinginkan ketika malam hari ketika semua orang sudah tertidur dirumahsakit. aku diam-diam berdiri dan menyuntikka racun tadi ke selang infus. aku langsung menyimpan suntukan ketasku. ke tempat paling aman.

keesokan harinya ayakhu ditemukan mati tentu tidak akan menimbuklan kecurigaan kenapa dia mati karena dia sekarat dan tidak akan dilakukan ronsen lebih lanjut. karena tentu saja keluarga menginginkan dia segera dikubur.

satu orang jatuh. dua orang tersisa.

beberapa hari sudah berlalu, dan tentunya aku melaluinya dengan membuat rencana yang lain. sepertinya ibuku terlihat masih bersedih dengan kepergian ayahku. aku hanya diam dan memasang wajah tanpa ekspresi di hari pemakaman. karena aku tidak terlalu peduli.

aku melihat suatu potensi disini. aku akan segera melancarkan rencanaku. *senyum bahagia.

kakaku menderita sakit psikologis. dan dia harus memakan pill setiap harinnya. jadi aku akan mencarmpurkan pillnya dengan pill yang lain kebetulan pill yang dia konsumsi berwarna purti. warna biasa yang pill lain miliki. jadi rencanaku adalah membuat pill ; 50:50 ; 50% pill asliniya 50% pill pain killer kenapa pain killer ? kita lihat nanti.

setiap minggu aku menambahkan lebih banyak pain killer dan mengurangi pill aslinya. setelah dia menggunakannya kurang dari sebulan dan tubuhnya sudah menjadi terbiasa akan pill tersebut. pill ini memiliki dosis yang besar dan juga ia sudah menggunakannya berkali kali.

dia memiliki hari kuliah. ketika dia kuliah aku memasukkan air putih didalam mobilnya. bukan sekedar air. itu air asam yang akan menghancurkan organ dalammnya. karena dia adalah prokok berat yang selalu merokok dimana saja dan tentu dia membutuhkan air.

dia tidak akan menanyakan dari mana air itu. karena itu ada dilama mobilnya. lagian itu adalah minuman kemasan. karena dia menggunakan pill pain killer. dia tidak akan merasakan sakit ketika asam tadi menggerogoti organ dalamny atau mungkin hanya sakit sedikit.

dia akan merasakan sakit ketika organ itu sudah hancur.dan rasa sakit itu sudah sangat terlambat untuk dirasakan dia akan terlihat pucat dan lemas dan hanya menunggu waktu untuk ajal menjemputnya.

keesokan harinya dirumah sakit dia meninggal karena organ-organnya banyak mengalami kegagalan. ketika hari pemakaman ibuku sangat bersedih dan terpukul semua orang mengerti perasaannya. tentu juga aku, aku sangat mengerti dan melihat potensi, bukan ini bukan potensi ini kesempatan.


2 Jatuh, 1 more

hmmm rasanya bosan jiga hanya main game seharian dirumah, wanita itu tidak lagi mengomeliku karena aku main game seharian. lega sih tapi bosan juga kalo tiap hari. 

aku membuka hp ku lalu aku mengirim pesan keseseorang, "hai, lagi apa" tanya ku di pesan singat itu

"ummm... lagi tiduran, kamu lagi apa ? tumben sms" jawab dia

"engga lagi apa sih bosen aja, fiona papa ada dirumah ?" aku memanggil ayahnya karena aku sangat akrab dengan keluarganya dan mereka juga menganggap ku seperti anak mereka sendiri. 

"ada kok, emang kenapa ? engga nanyain aku ?" jawab dia

"pft ngapain juga nanyain kamu, toh aku pengen kesana ketemu kamu :)" kemudian aku menutup ponsel dan langsung bersiap siap pergi kesana. aku memiliki beberapa uang saku, sepertinya cukup unuk memebeli makanan favorit orang tua fiona *gumamku

aku tiba disana dengan membawa buah jeruk, aku meminta penjualnya untuk mencarikan jeruk yang manis dan juga aku adalah pelanggan setia dia sejak aku kenal dengan keluarga fiona tentu dengan senang hati dia melalyalniku.

dengan wajah yang sangat familiar ayahnya menyambutku dengan senyumnya yang enak dipandang. aku membalas senyumannya dengan sapaan hangat dariku. "eh. tumben main. kamu udah jarang banget kesini. kamu engga apa-apa kan ? papa juga turut bersedih" kata dia didepan pintu itu."ah engga apa-apa pa, setiap orang cepat atau lambat akan pergi" jawabku dengan memalingkan mataku dari mata dia.

"yaudah masuk" "fiona... ini ada temen kamu datang" *papa memanggil fiona sambil membawaku kedalam

"siapa pa ?" kata fiona dari tangga. dia melihat ku dari atas.

"ah.. kamu ian" katanya sambil menghampiriku. "haha iya, maaf ganggu" kataku. "engga apa-apa, ayo keatas" katanya
aku pergi kekamarnya, sepertinya hal tidak biasa jika aku kekamar perempuan, tapi aku sudah dianggap anak disini.

seperti biasa aku kesana tidak dengan makanan saja, aku juga membawa movie movie baru yang aku akan tonton bersama dia, kami menonton dikamarnya. sangat senang rasanya bisa menghabiskan waktu dirumah orang yang kamu suka.

sekitar jam 4 sore, itu sudah sangat sore menurutku. "fiona, aku mau pulang dulu udah sore nih" kataku
. "udah mau pulang ya ?" katanya sambil menatapku. dia menatap dengan perasaan sedikit kecewa. mungkin di tidak memiliki banyak teman pikirku. aku segera berpamitan kepada yang lain. dan mereka memberikanku beberapa cemilan unuk aku bawa pulang.

aku tiba dirumah, aku membuka pintu, seperti biasa tidak ada rumah ini kecuali aku, hanya ada roh gentayangan disini yang terlihat frustasi dan murung.. aku akan segera mengusirnya *pikirku dalam hati

aku tidak bisa tidur dimalam itu, aku tetap memikirkan bagaimana cara yang tepat, aku sangat berhati hati. melakukan pekerjaan dengan cepat dan tidak meninggalkan petunjuk apapun terutama sidik jari. 

malam yang indah 

jam 4 pagi. aku masih terjaga tapi aku mengeluarkan senyuman. entah bagaimana senyum itu terlihat tapi aku bahagia.
aku sudah menemukan cara menyingkirkan roh jahat itu. aku akan melakukannya dengan teliti dan hati hati. aku tidak ingin ada kesalahan. aku tidak ingin dilempar ke rumah yang penuh jeruji besi jika sampai aku kesana aku tidak bisa berkunjung dengan wanita pujaanku lagi.

belum seminggu dari hari kakakku meninggal, jika sudah seminggu sepertinya sudah terlambat. manusia itu makhluk yang penuh kesalahan, jika kita melakukan kesalahan tentu kita akan membuat alasan atau sebaliknya, kita akan berkata sejujurnya. tapi ini tidak seperti aku akan membuat kesalahan. tapi aku membuat alasan sebelum kesalan terjadi.

orang tua yang kehilangan suami dan anak kesayangannya tentu sangat depresi dan tertekan, lagian dia bersama dengan orang bisu dirumah ini, orang yang mempermalukan dia karena kurus dan tidak seperti anak lain. dia juga bodoh karena mendapatkan nilai C di 1 subjek. SUNGGUH MEMALUKAN.

ketika memikirkan itu aku sangat ingin melakukan rencanaku sesegera mungkin. tapi aku harus berhati-hati. walaupun hanya amarah yang menemani hidupku bukan berarti aku bisa dengan mudah dikendalikan dan kehilangan akal sehat. hahaha memangnya aku ini orang gila macam apa !

tch. sialan !

tetaplah tidur

4:44 AM
obat tadi sepertinya efeknya akan segera habis, jadi jika divisum itu tidak akan menjadi pertanyaan. baiklah ayo kita siapkan alat-alatnya. "hey, cepat pakai sarum tangan dan bersihkan tali itu dari sidik jari dan buat wanita itu memegang talinya" *berbisik dan bersiul

"hmmm" gumamku. "berat ini, engga bakal bisa diangkat" "ah iya.. di sd kan pernah diajari teknik apa yah namanya.."
"tch, siapa yang peduli" *masih bergumam

aku lalu mengikat lehernya dengan tali, aku sudah membersihkan tali dan telah menggantunnya di ventilasi. aku memberikan plastik sementara diventilasi itu. supaya ketika aku menarik tali itu tidak memberikan bekas  gesekan, karenaa aku akan menarik tali itu dengan sekuat tenaga.

sepertinya semuanya sudah siap, "aku akan menariknya dengan sekuat tenaga" "tidak biasa aku mengerjakan sesuatu yang ribet seperti ini"

"ummm... ada yang kurang, sudahlah aku ingin cepat supaya besok aku tidak diganggu lagi"

srrtttt... saat itu aku menariknya dengan sekuat tenaga, aku merasakan tali itu memilit kelehernya. butuh beberapa detik untuk wanita itu terbangun. tapi wajah bangunnya ingin membuatku tertawa, jarang sekali aku tersenyum didepan dia. aku masih menahan tali tadi sampai dia mati.

"mati itu pergi kemana ya. sepertinya ketempat lebih bagus."

setelah dia tidak bergereak lagi, aku langsung mengikat tali yang aku pegang tadi. aku memberikan kursi yang sengaja aku buat terjatuh. kemudian menyingkirkan plastik yang kutempelkan ke tali tadi. tidak ada sidik jari yang tersisa. aku membakar obat tidur yang masih aku miliki dan juga teko air yang aku gunakan untuk memasukkan obat tadi. karena dia sering depresi dia tidak makan banyak hanya minum. "benar benar membantu" *tersenyum

melelahkan sekali pagi itu, aku juga belum istirahat. "satu jam sepertinya cukup"

"sama-sama"

kriiiing... kringgg. kriiing.....


; 8.20 AM ;

"bagaimana kabar wanita itu apakah dia hidup lagi." gumamku sambil menghampirinya

"hai bu, sepertinya kau sudah bedah mati, aku akan menelpon paman dan menyuruhnya datang kesini" ucapku kepadanya sambil menahan tawa melihat wajahnya. sepertinya dia terkejut dengan kejutan malam tadi. aku merasa sedikit ganjil, sepertinya malam ada orang yang berbisik ketika aku sedang berkerja tapi terserahlah hari mulai siang.

"halo, paman ?"

"tolong datang kerumahku, ibuku..."

"entahlah aku tidak bisa menjelaskan. cepatlah datang"

"aku akan menunggu"


aku senang itu terjadi

pada hari kematian ibuku aku tidak ditanya apa apa, mereka menuruhku untuk pergi dirumah pamanku. aku juga tinggal disitu. "ahh makanan gratis" pikirku. ketika pemakaman ibuku papa dan keluarga fiona datang. ini sudah ketiga kalinya mereka datang. seperti biasa fiona menggenggam tanganku ketika pemakaman. tangannya sangat halus.

ketika berada dirumahku paman, papa, dan keluarga lain berkumpul dan mendiskusikan masa depanku. aku kelas tiga sma waktu yang krisis untuk menentukan masa depan. tapi aku tidak ambil pusing dang mengiyakan apa saja yang akan diucapkan. aku diputuskan untuk tinggal diruimah paman, bukan masalah besar bagiku. "ian, kamu sering-sering datang kerumah papa yah, lagian fiona engga ada temen liburan yang akan datang nanti" kata papa dengan senyumnya yang manis itu. entah mengapa senyum itu sedikit mengganguku.

sore setelah pemakaman ibuku aku memutuskan untuk mgenginap kerumah fiona. aku tidak betah dirumah paman yang membosankan. aku juga memiliki movie yang ingin aku tonton bersama fiona.

ketika aku menonton dikamar fiona dia duduk sangat dekat denganku. sepertinya dia merasa iba kepadaku. jarang aku melihat fiona menggunakan celana pende, dia biasa menggunakan rok. "iaan" dia memeluk erat tanganku dengan menatap dalam kepadaku. "aku minta maaf. aku turut bersedi kepada hal yang menimpamu, entah apa yang akan terjadi jika aku ada diposisimu" dia meneteskan air mata aku hanya diam saat itu. 

dia masih menangis, aku memeluknya dan menjatuhkan badan kami kekasur. "tidak apa apa" aku mengelus rambutnya yang halus dan harum. "selama kita masih berdua tidak ada kesedihan yang dapat melumpuhkanku" benar, aku sangat bahagia bisa dipertemukan dengan fiona. dia memelukku, memberikan senyuman ditangisannya.

malampun tiba sepertinya aku akan tidur di ruang keluarga. "ian" fiona menghangatkan malam itu dengan senyumannya
"aku sudah bilang ke papa dan mama, kamu bisa tidur dikamarku" "tapi di lantai engga apa-apa kan?" itu sudah lebih cukup pikirku."

 jam 12 malam, kami masih asik membahas cerita tentang movie. kami benar benar cocok dalam hal ini. sepertinya dia sudah mengantuk aku penasaran jika dia memiliki perasaan yang sama denganku. "ian" aku sempat terkejut 

"naiklah kekasurku, ini cukup untuk kita berdua" ternyata dia belum tidur. "aah... terimakasih" 

dia terlihat sudah terlelap dalam tidurnya. "mimpi yang indah yah" sambil mengelus rambutnya. sangat dekat. sangat dekat wajah kami berdua berhadapan. dia sangat cantik, kulitnya sangat mulus, aku mengelus wajahnya yang halus itu. bibirn yang merah muda itu sangat menggodaku. aku mencium bibirnya. aku melakukannya.

malam yang panjang

ketika aku menciumnya dia membuka matanya dia melihatku. aku sangat malu saat itu aku takut dia akan marah dan berubah padaku. "tidak apa-apa" dia tersenyum dan meletakkan tangannya ke wajahku "aku juga ingin melakukannya kepada orang yang aku cintai" orang yang aku cintai katanya dia ternyata memiliki perasaan yang sama denganku. "aku mencintaimu fiona" "aku juga" dia membalas dengan senyum bahagianya

"ian.. aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu" ; "aku akan mendengarkan" jawabku "bisakah kau menjaga rahasia ? kaulah orang yang kupercaya" 

dia menceritakan, bahwa dia diperlakukan tidak senonoh oleh ayahnya. dia sering menjadi pelampiasan nafsu ayahnya. hal itu bermula ketika ayahnya sedang kesal dengan pekerjaannya. karena tidak ada orang selain fiona dan ayahnya dia memukuli fiona dan memperkosanya. dia mengancam jika fiona macam-macam dia akan menyiksa fiona dengan sangat berat walaupun dia terancam penjara. ayahnya juga menyinggung tentang masalalu fiona ketika fiona diperkosa dikelasnya. dia mengatakan kalo fiona itu anak yang memalukan, tidak ada bedanya dengan pelacur. 

dia sangat membat mental fiona jatuh hingga fiona hanya mengalah dan tidak melakukan apapun. ternyata tiu yang mengganjal dalam senyum ayah fiona. dia sering sekali diperkosa, kadang hanya untuk memuaskan nafsu kadang untuk melampiaskan amarahnya. ibu fiona tidak tahu menahu tentang ini.

"aku mengatakan ini, karena aku mencintaimu. dan kamu mengatakan hal yang sama" .....

"apa.... apa kamu masih bisa mencintaiku seperti ini ?" dia terlihat sedih senyum bahagianya hilang tanpa menginggalkan bekas. dia seperti tidak memiliki kebahagian. 

"tidak apa apa. aku bisa menerima itu aku akan mencoba melindungimu" aku menjawabnya dengan serius

dia menangis. aku meraihnya dan memeluk dia. "sudah, sekarang sudah tidak apa apa" aku mencium keningnya.

"ian.. aku tidak memiliki apapun untuk kuberikan. aku ingin kamu memiliki ku sepenuhnya" aku tidak mengerti apa yang dia katakan. "ayo kita lakukan" kemudian dia membuka bajunya. mencium bibirku dan memelukku.

kami berdua lalu melakukan hubungan intim dimalam itu. kami sangat menikmatinya. ..malam yang panjang...
"fiona" "aku benar benar mencintaimu" dia terlihat tidak bersedih lagi. "iya aku tau" jawabnya

"jika sudah besar nanti, kamu mau nikah denganku ?" mungkin aku sudah kelewatan untuk mengatakan itu.

"uum" dia menjawabnya seperti itu. mungkin dia setuju. sudahlah hari semakin dingin. kami memutuskan untuk tidur.

sesuatu menggangguku lagi

sudah sekitar 2 bulang aku tinggal disana, dan ayah fiona tidak bisa melakukan yang jahat kepada fiona karena aku selalu berada didekat fiona.
 pada suatu hari aku benar benar harus pergi, pada siang itu aku baru ingat bahwa senin besok kami memiliki tugas. itu hari yang melelahkan aku pulang larut ketika aku pulang aku disambut dengan hangat oleh papa, itu hal yang biasa bagiku.

ketika tiba dikamar fiona aku melihat dia shock dan diam aku memeriksa tubuhnya, ketika aku memeriksa tubuhnya dia diam dan aku tidak banyak menanyakan pertanyaan. aku memeluk fiona "aku disini fiona" bisikku.  

"pria tua itu...." 

aku akan segera menyinkirkan dia pria itu sudah ...tidak, dia adalah ayah fiona fiona tidak ingin ini terjadi. diaaa....

"besok akan kita lakukan"

karena dia memiliki pekerjaan dia akan bangun pagi-pagi. kamarnya juga dilantai atas jadi dia harus menuruni tangga ketika mau pergi kedapur. itu kesempatanku.

"hentikan, aku tidak ingin... .... sepertinya mudah" gumamku sambil tersenyum

aku sudah bangun, aku mendengar langkah yang berat, itu tidak lain pasti ayahnya fiona. aku keluar dari kamar terlihat semuanya masih terlelap kecuali aku dengan pria tua ini.

"pagi pa, ayo kebawah aku buatkan kopi" ucapku menghadangnya "ah makasih ian, cepat juga ya kamu bangun. engga bisa...."  

aku memegang tekuknya, menghadang kakinya dengan kaki ku. aku mendorongnya kearah bawah.

bugh ! kepalanya membentur lantai aku berlari kearah kamar ibu fiona

"ma bangun ma ! papa kepeleset tangga !"

dia terkejut. dia segera bangkit dan melihat kebawah tangga dia berteriak sejadi jadinya. fiona pun terbangun.
fiona tiba menghampiri kami. dia memberikan wajah terkejut disertai tatapan kosong. "sudah kuduga" bisikku.

ibu fiona menangis menuruni tangga. fiona jatuh terduduk aku keluar membuka pintu dan memanggil tetangga. sulit sekali memanggil tetangga sepertinya mereka masih tertidur ketika aku panggil.

siang itu kami dirumah sakit menunggu jawaban dokter, "dia mengalami geger otak, karena faktor umur dia rentatn sekali mengalami ini kami sudah mencoba semampu kami untuk mengoprasinya tapi kami gagal" dokter itu bicara padaku empat mata. karena akulah satu satunya laki laki dikeluarga saat itu. mama menangis ketika aku memberitahukan kabar dari dokter itu.

aku menepuk pelan punggunnya "sabar mah". fiona terlihat diam dan tatapannya kosong, aku tahu dia akan bersedih tapi itulah hal yang terbaik yang bisa dilakukan. aku duduk disampingnya dan menggenggam tangannya.

aku mengenalnya ?

keesok harinya kami pergi memakamkan papa aku tetap berdampingan dengan fiona. saat sesi pemakaman dimulai ada seorang pria yang melihat kearahku, sepertinya aku pernah melihat pria ini. tapi bagaimana bisa wajahnya yang tak jelas lagi dengan luka bakar itu bisa aku kenali. mungkin itu hanya perasaanku.

ketika aku diperjalanan pulangm aku duduk disamping fiona, kami menaiki mobil aku tidak tahu kalo mama bisa membawa mobil. ketika diperjalanan pulang aku melihat ada seorang pemuda melihat tepat kearah ku sambil memegang botol minum. aneh, apakah dia mirip dengan seorang aktor film yang sudah aku tonton ?

jika diingat ingat, aku ingin sekali mengajak fiona untuk ke bioskop untuk menghiburnya itu adalah pilihan yang bagus, mama juga seharusnya diajak. pada hari libur aku mengajak mereka kebioskop aku juga sudah selesai memesan tiket karena aku juga mengajak mama film keluarga bertemakan komedi pas untuk ditonton bersama.

ketika tiba disana sangat ramai orang mengantri membeli tiket, untung aku sudah memesan jauh hari. di keramaian itu aku melihat seorang wanita memegang tali. "ian,aku dengan mama mau ketoilet bentar ya" fiona dan mama pergi ketoilet. wanita tadi hilang entah kemana. 

"ian, kita makan dulu ya ?" kata mama kepadaku "iya mah" pada saat itu kami memutuskan untuk pergi makan sebelum pulang kerumah. "aku sama ama fiona aja ma pesanannya" malam nanti waktu main dengan fiona sepertinya dia mau.

kami diperjalanan pulang sekitar jam 9 malam saat itu. aku duduk didepan menemami mama fiona terlihat sudah mengantuk. ketika diperjalanan pulang aku melihat tiga orang yang berjalan berlawanan arah. aku sempat tersenyum . entah kenapa wajah aneh wanita itu membuatku tertawa. "tunggu dulu.. bukannya...." :"iaan" mama memanggil "kamu kalo sudah nikah nanti kira kira tinggal dimana ? janga jauh jauh yah dari kami hahaha"
"engga bakal jauh kok mah, orangnya deket sini kok" jawabku "oh ya ? sukurlah kalo gitu"

hari yang berkabut

sudah bertahun tahun sudah terlewat sejak aku menungmpang hidup dengan fiona, ketika kami pulang dari kuliah kami bahkan melakukannya setiap hari karena kami tidak si satu universitas. setiap malam kami melakukannya. 
 aku memutuskan untuk melamar fiona untuk menjadi pendamping hidupku. aku bukan saudara kandung jadi tidak ada alasan untuk melarang kami. ibu fiona terlihat senang denga apa yang aku pilih. 

aku hidup dengan fiona dirumah lamaku. dirumah masa kecilku. aku mengajak mama untuk tinggal bersama kami, dia juga sudah tua sekarang dia menderita penyakit ginjal yang sangat menyakitkan. sebulan setelah hari pernikahan dimana aku dan fiona ingin mengajak mama pindah kerumah lama ku. dia meninggal. fiona terlihat bersedih tapi kami telah banyak melalui hari yang bahaia dan kami juga sudah cukup membahagiakan mama fiona

kamipun tiba dirumah, rumahnya terawat karena selama aku tinggal bersama fiona keluargaku menggantikanku disini dia membuat warung. "aku rindu dengan rumah ini" "hah ? apa sayang ? " ucapku "apa ?" balas fiona "kamu tadi bilang sesuatu ?" "mm engga kok"

aku tinggal bersama fiona dirumahku sudah beberapa bulan. saat aku pulang bekerja hari itu sangat berkabut.
 "aku pulang" kataku ketika memasuki rumah. aku pergi kedapur untuk mencari makanan. aku menemukan sup disana. aku lupa jika ku pernah memasak daging sebanyak itu. "sepi sekali rumah ini" gumamku "bukannya sudah lama aku sendiri hahaha" 


[ Rumah Sakit Jiwa ]
"HEY !!  jangan berkelahi disana" 
 
"jangan begitu kasar pada mereka jeff" 

"iya maaf"

"kamu sudah berapa hari kerja disini?"

"udah dua minggu, udah mulai terbiasa sih" "oh iya, itu yang sering sendiri duduk dibawah pohon kok aku agak aneh ngeliatnya"

"sebaiknya kamu engga usah mikirin dia"

"kenapa ? dia kan pasien"

"iya tapi. sudahlah engga usah dibahas"

"mencurigakan sekali, ayolah kan kamu senior disini ceritain dong bang farel"

"tidak seharunya aku cerita kepadamu, tapi kamu tidak boleh menceritakannya ke orang lain"

"baik kakak senior"

"ini serius, jadi gini ceritanya, ketika dia remaja keluarga dia mulai meninggal secara misterius, karena keluarganya meninggal secara gantian. ayahnya kecelakaan, kakanya diracuni orang, dan kata orang, ibunya bunuh diri. tapi dia tidak menunjukkan gejala apapun seperti menangis atau semacamny. kemudian dia diangkat oleh keluarga lain sebagai anak angkatnya, selang beberapa bulan kepala keluarga tersebut meninggal. katanya dia terpeleset di tangga. saya merasa aneh mungkin dia pembawa sial, atau apa. tapi tidak ada bukti kalo itu adalah pembunuhan."

"ah engga misterius kok. biasalah udah takdir orang ninggal"

"kamu tau kenapa dia masuk ketempat ini ?"

"katanya dia ngebunuh orang"

"iya, ceritanya dia punya istri, istrinya dia mutilasi kemudia dia masak, dijadiin makanan dia "

"gila..."

"namanya juga rumah sakit jiwa"

"ini beneran mas ceritanya ?"

"percaya engga percaya sih"

"engga di masukin kantor polisi aja ?"

"engga bisa jeff, karena ketika dites dia punya kelainan jiwa. kamu tau engga ketika ditemukan polisi dirumahnya, kata orang pas dia digerbek dia kayak engga bersalah gitu, bahkan ketika ditanya polisi dia engga tau apa apa" 

"kok bisa ? maling mana ada yang ngakulah"

"engga jeff dia bener bener engga tau apa apa. aku juga engga tau kok bisa gitu"

"ah cerita boongan itumah"

"ih engga percaya terserah kamu deh"

pergilah. saya bilang PERGI !!!! jangan gangu... JANGAN GANGGU !!!

"mas mas, wah , dia denger percakapan ktia ya ? itu yang kita omongin kan ?"

"udah engga apa apa, dia emang sering gitu"

hahaHAHhaahHAH kamu ngusir saya ?  dasar tidak tau terimakasih ahahahaha

"bener bener gilat itu orang mas"

THE END



special thanks to : nah i have no friend.                                                                    created by : Gilang Nugraha

.
twitter : @forgottenprsn
emaiil : walim.gn@gmail.com
facebook : facebook.com/fvckingyourself | facebook.com/meganekoholic


p.s : maaf kalo ada salah ketik, karena sudah tau ceritanya jadi malas buat baca ulang =oo= btw makasih udah baca.
oh iya, kalo ada kesamaan nama, tempat, kisah ya saya minta maaf (cih, minta maaf ama siapa coba)


i will so apreciate your coment. :)